Dana Darurat

Foto ambil disini
Foto ambil disini

Postingan ini bukan ala-ala financial planner, tapi terjadi karena tamparan dari beberapa karyawan di kantor.

Jadi gini ceritanya, ada anak karyawan kantor yang masuk RS, sementara renewal untuk asuransi kantor masih proses, sehingga kartu belom bisa dipake. Ceritanya masuk RSnya malam dan  si ibu heboh menghubungi gw sebagai orang yang ngurusin asuransi kantor karena kartunya ditolak RS.

Karena ini tugas gw, pasti gw bantuin dong. Gw coba telepon sana sini orang-orang yang ikrib banget dan gw cari kalo ada masalah doang *maaf yaa pak, tapi kan saya client pak*.  Karena udah lebih dari sejam belum mendapat kepastian, si ibu mulai mendesak gw, trus gw tanya emang kalau masuk RS disuruh bayar berapa jaminannya? si Ibu menjawab 3juta. Oke, ini RS yang menengah ke bawah. Kalau menengah ke atas macem Siloam *maap sebut merk* uang jaminan Rawat Inap itu 10 juta kalau gak pake asuransi.

Balik lagi ke cerita gw, si ibu bilang gak punya duit sebanyak itu untuk jaminan anaknya. Deg, gw tertampar disini. Disaat anak butuh penangan medis tapi gak bisa ditanganin secepatnya karena masalah asuransi dan uang jaminan.

Ceritanya gw potong yee, kalo gw terusin ntar yang ada kepanjangan.

Setelah kejadian itu, gw jadi mikir benar yaa yang dibilang para financial planner itu, Dana Darurat (DD) itu paling tepat disimpan dalam bentuk tabungan, karena alasannya sepele yaitu gampang dicairin. Terserah sih mau berapa persen dari dana darurat yang dalam bentuk tabungan, tapi setelah gw denger cerita ini. Dana darurat yang harus ada di rekening gw adalah 5jt. Sisanya dalam bentuk emas/deposito. Dan harus tersimpan rapi dalam rekening dana darurat, bukan rekening yang biasa gw pake buat ambil duit dan gesek sana sini.

Untuk banyaknya DD setiap orang itu tergantung dari biaya hidup dan status orang itu. Untuk orang dengan status single tapi gak jomblo kayak gw ini butuh minimal 3x biaya hidup sebulan. Misal biaya hidup gw sebulan 5juta *sok iye banget* maka gw butuh dana darurat minimal 15juta. Kalau status menikah dan udah punya anak, beda lagi, bisa sampe 9x biaya hidup.

DD ini penting banget kalau kita resign dan belum dapat pekerjaan lagi. Selagi nunggu dapet kerja kita bisa menggunakan DD ini untuk hidup tanpa beban.

Menurut Gw sih, Freelance/Pengusaha harus punya DD lebih banyak. Kan pendapatannya belum jelas berapa tuh per-bulan.

Untuk mengumpulkan pundi pundi emas ke dalam rekening DD gw maka gw harus nabung, biasanya sih min 10% dari gaji per bulan. Atau kalau ada rejeki lebih macam bonus *kedip kedipin bapak dan ibu bos* sebagian dana yang gw dapet harus masuk rekening DD. Tapi apa daya, gw kan belom pernah dapet bonus #curcolalert 😀

Doain yaa tahun ini DD gw sudah mencapai angka yang seharusnya dan tidak tergoda menggunakan DD gw ini buat belanja. Yuk sama-sama ngumpulin DD, apalagi buat yang statusnya baru saja menikah/punya anak, dana daruratnya harus nambah 3x biaya hidup sebulan.

Leave a comment